Pasemetonan Asungulun Salurkan Sembako di Desa Getakan


Pasemetonan (Persaudaraan) Asungulun, Denpasar, kembali menyalurkan bantuan paket sembako untuk warga terdampak Pandemi Covid 9.  Minggu (14/6/2020) kelompok persudaraan ini mendatangi Desa Getakan, Banjarangkan, Klungkung untuk menyerahkan bantuan kepada  para lansia dan seorang anak yatim di desa tersebut yang tak tersentuh bantuan karena berbagai sebab. Para penerima bantuan tersebut adalah Ni Wayan Sukresni, Ni Wayan Rumin, Desak Putu Mimba, Ni Wayan Natih,  Dewa Putu Suparta,  Ida Ayu Ketut Rai,  Ni Made Remi, I Wayan Suenda, Gusti Ayu Sukarmi, dan Ni Nyoman Roni. Seluruhnya adalah para lansia yang secara faktual layak bantu, namun secara kriteria Pemerintah tidak memenuhi syarat layak bantu. 

Semisal seorang anak yatim bernama I Made Soma Jaya Adiputra (14 tahun), tidak masuk daftar penerima bantuan karena almarhum ayahnya adalah purnawirawan polisi yang meninggalkan uang pensiun baginya.  Padahal, jika dihitung-hitung uang pensiun tersebut jauh dari mencukupi karena Made Soma mengidap penyakit cukup serius. 

“Itulah, gerakan sosial kami melengkapi penyaluran bantuan dari Pemerintah atau pihak lain yang karena berbagai sebab membuat ada orang yang layak bantu jadi luput dari bantuan,” ujar Pande Made Suardika yang memimpin rombongan kecil tersebut. 


Lebih lanjut, Pande mengatakan bahwa bantuan dari pihaknya pun hanya sekedar komplementer dan jumlahnya tidak terlalu besar. Menurutnya gerakan mereka hanyalah sebentuk ekspresi kepedulian sosial, yang tentu masih jauh dari apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh warga terdampak.  

"Jadi mohon jangan lihat dari nilai materinya, tetapi ketulusan teman-teman Asungulun yang peduli kepada saudara-saudara kita yang terdampak pandemi," imbuh Pande.   

Kepala Desa Getakan, Tjokorda Putra Parwata, yang menerima dan mengantarkan rombongan menyalurkan bantuan langsung ke rumah masing-masing penerima menyambut hangat uluran bantuan tersebut bagi warganya. Ia mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kepedulian Pasemetonan Asungulun sehingga beberapa warganya bisa mendapat bantuan yang tentulah sangat berarti di tengah situasi sulit saat ini. 

“Yang paling menyentuh hati kami adalah ketulusan hati para dermawan itu. Bukan pada nilai bingkisan yang diberikan. Dalam situasi sulit ini sekecil apa pun uluran yang diberikan kepada pihak yang benar-benar membutuhkan, nilainya sangatlah besar,” ujarnya. 


Tentang seorang warganya yang menderita penyakit kusta, ia mengatajan bahwa pihaknya baru saja mengetahui dan telah mengkoordinasikannya kepada Dinas Sosial Kabupaten Klungkung agar yang bersangkutan mendapat penanganan yang semestinya. 

“Saya sedikit menyayangkan keterlambatan pelaporan dari pihak keluarga sehingga kami pun sedikit terlampat dalam mengambil langkah penanganan dan menentukan antisipasi setelah itu,” sambungnya.  

Tentang Asungulun
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Pasemetonan Asungulun adalah sebuah ikatan persudaraan yang terjalin dalam perjumpaan batin di Prapen Wesi Aji, Banjar Tegal Kuwalon, Denpasar, Bali. Ikatan ini merupakan gerakan sosial terhadap sesama dan lingkungan sekitar.  Aksi nyatanya dapat berupa bantuan langsung, pelatihan gratis, kerja sosial, dan lain sebagainya. 


Prapen Wesi Aji sendiri adalah sebuah tempat penempaan keris pusaka yang tumbuh dan berkembang berdasar semangat pengabdian terhadap tradisi leluhur yang menjunjung tinggi semangat persaudaraan dan semangat saling memuliakan sebagai mahluk ciptaanNYA. Prapen Wesi Aji bukan sekedar tempat penempaan logam menjadi keris pusaka, melainkan tempat penempaan diri menjadi diri sejati.

Nama “Asungulun” pada ikatan persaudaraan ini diambil dari baris akhir frase yang menjadi landasan gerak Prapen Wesi Aji. []