Asungulun Salurkan Bantuan di Dua Lokasi


Pasemetonan Asungulun terus bergerak. Setelah menyalurkan bingkisan sembako kepada empat lansia dan seorang kepala keluarga terserang stroke di Kawasan Peguyangan, Kamis (14/5/2020) mereka  bergerak ke Yangbatu dan Tegal Kuwalon, Denpasar. Di Yangbatu,  bingkisan berisi beras, telur, mi instan, dan beberapa keperluan pokok lain itu diberikan pada Made Marsa (80) yang mengalami kelumpuhan sejak beberapa bulan lalu. Di saat pandemi tentu beban hidupnya menjadi semakin berat untuk menanggung dirinya sendiri.

Dari Yangbatu, tim bergerak ke Tegalkualon untuk menyerahkan bingkisan serupa kepada  Nyoman Karya, Sunaryo, dan Sutikno. Ketiganya berprofesi sebagai pemulung dan tinggal bersama di sebuah rumah kumuh. 

Mengenai langkah-langkah kecil yang dilakukan, Wayan Lau, dermawan yang sekaligus turun motor penggerak Pasemetonan Asungulun berkata: “Kami tidak jorjoran dalam memberi. Kami memilih sasaran yang tepat lalu menyalurkan bantuan secukupnya. Beberapa hari berikutnya, setelah kami perkirakan bingkisan tersebut habis digunakan, kami datang kembali untuk menyalurkan bantuan yang sama,” ujar Wayan Lau salah seorang motor penggerak Pasemetonan Asungulun. 


Melengkapi keterangan, Pande Made Suardika mengatakan bahwa dengan cara demikian pihaknya dapat menyalurkan bantuan secara terukur tanpa memanjakan yang bersangkutan.

“Dan, dari segi kemampuan kami juga bisa mengatur nafas sehingga tidak ngos-ngosan di tengah jalan. Ini terutama untuk mengantisipasi jika pandemi dan dampak ekonominya berlangsung lama,” ujar Pande sembari memaparkan bahwa semua sumbangan yang ia bagikan adalah donasi dari berbagai pihak.

"Mereka adalah para dermawan yang mempercayakan penyaluran donasinya kepada kami," tegas Pande.  

Tentang Asungulun
Seperti telah disampaikan, Pasemetonan Asungulun adalah sebuah ikatan persudaraan yang terjalin dalam perjumpaan batin di Prapen Wesi Aji, Banjar Tegal Kuwalon, Denpasar, Bali. Ikatan ini merupakan gerakan sosial terhadap sesama dan lingkungan sekitar.  Aksi nyatanya dapat berupa bantuan langsung, pelatihan gratis, kerja sosial, dan lain sebagainya. 


Prapen Wesi Aji sendiri adalah sebuah tempat penempaan keris pusaka yang tumbuh dan berkembang berdasar semangat pengabdian terhadap tradisi leluhur yang menjunjung tinggi semangat persaudaraan dan semangat saling memuliakan sebagai mahluk ciptaanNYA. Prapen Wesi Aji bukan sekedar tempat penempaan logam menjadi keris pusaka, melainkan tempat penempaan diri menjadi diri sejati.

Nama “Asungulun” pada ikatan persaudaraan ini diambil dari baris akhir frase yang menjadi landasan gerak Prapen Wesi Aji:

Winisik dening Hyang
Winangun dening agni
Kasudan dening we
Inadara dening pertiwi 
Tinuntun dening Hyang Suksma Jati
Asungulun.

Terjemahan bebasnya:
Bermula dari bisikan Hyang (Penguasa Semesta)
Dibangun dalam bara api
Disucika dengan air
Diteguhkan oleh bumi
Dituntun oleh Jiwa Sejati
Atas restuNya..